Hal ini diketahui setelah diadakannya SIDAK oleh Panitia Pemberantasan Mafia Hukum di Rutan tersebut. Terlihat jelas betapa bobroknya hukum di Indonesia ini dimana uang sudah berkuasa di atas hukum.
Kejanggalan yang pertama terlihat ketika Tim memasuki tempat Artalita Suryani. Disini terlihat sangat jelas sekali bagaimana tempat yang seharusnya menjadi tempat menampung tersangka, malah dijadikan "Rumah Keduanya Artalita". Dengan ruang kamar yang luas dengan perlengkapan yang lengkap (termasuk perlengkapan kecantikan Artalita) tempat ini Nampak seperti istana dan bukannya Rutan. Lebih anehnya lagi Artalita membawa anak dan juga pembantunya ketempat itu (buju buneng, kenapa kagak bangun rumah aja sekalian disitu).
Keanehan ini ternyata tidak hanya berhenti disini. Ketika Tim melanjutkan inspeksinya, ternyata tidak hanya Artalita saja yang menikmati layanan khusus ini, tetapi juga Narapidana Berduit Lainnya. Bahkan ditempat lainnya juga ditemukan fasilitas yang tidak kalah mewah, seperti televisi, perlengkapan karaoke, laptop, dan bahkan ada ruangan yang di dekorasi khusus guna memenuhi keinginan Klien "Narapidana" yang tentu saja yang berduit.
Hal ini sangat kontras apabila dibandingkan dengan ruangan Para Rakyat Jelata dimana dalam 1 ruangan bisa di jejali oleh 10 sampai 20 orang. Ya, ini adalah sebuah kenyataan yang tidak adil bagi kita, dimana nampaknya keadilan sangat susah untuk dibagikan secara adil.
Baca juga:
Pesta Narkoba (Sabu-sabu) Didalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) / Penjara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar